Nasib Sriwijaya FC di Liga 2 di Ambang Pilu, Belum Ada Langkah Kongkret dari Manajemen SFC dan Gubernur Sumsel

Sumsel24.com - Nasib Sriwijaya FC di ambang pilu, masih belum ada langkah konkrit dari PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) selaku manajemen SFC untuk mempersiapkan tim menghadapi kompetisi Liga 2 yang diperkirakan akan mulai bergulir pada Agustus 2022.

Masyarakat dan insan sepak bola Sumsel sebagai pecinta Sriwijaya FC pesimis klub ini akan mengarungi laga di Liga 2, bahkan klub Laskar Wong Kito ini terancam absen di kompetisi tersebut.

Meski Gubernur Sumsel Herman Deru selaku Ketua Dewan Pembina Sriwijaya FC dikabarkan akan memanggil manajemen SFC untuk menentukan langkah selanjutnya setelah kompetisi Liga 2 2022 kembali dilanjutkan, hingga saat ini masih belum jelas kemana tim ini akan pergi.

Baca Juga: Singa Mania Tuntut Hendri Zainuddin Mundur, Ketua GMI Sumsel Ingin Gubernur Perhatian dengan Sriwijaya FC

Sebagai pembina Sriwijaya FC, Gubernur diyakini menjadi kunci penentu ke mana tim peraih double winner itu akan dibawa. Mau dijual, mau dirawat sampai sekarang belum ada langkah konkrit.

Sementara itu, Presiden Sriwijaya FC Hendri Zainuddin mengaku ia telah membeberkan kondisi SFC dan perjalanannya selama ini yang dipercayakan dengan amanah untuk mengelola tim berjuluk Laskar Wong Kito.

"Harus dari Pak Gubernur sebagai Dewan Pembina yang memberi kejelasan untuk kelanjutan Sriwijaya FC, bakal diambil alih oleh siapa manajemen pengelolaannya ke depan," kata Ketua Harian Kelompok Suporter Singa Mania, M Marwan, pada Rabu 8 Juni 2022 dilansir dari Sripoku.

Baca Juga: Tuntutan Terhadap Presiden Sriwijaya FC, Sejumlah Warganet Minta Hendri Zainuddin Mundur Suruh Ngevlog Saja

Sebab, menurut Marwan, presiden klub sepertinya enggan mengurus SFC ini.

Marwan melihat Presiden SFC yang biasa disapa HZ itu masih siap mengurus SFC.

Di sisi lain, mereka tidak lagi dipercaya untuk mengurus SFC, dan mereka juga siap.

Baca Juga: Sejarah Sriwijaya FC Pemegang Doble Winner Kini Terpuruk di Liga 2

"Dilihat dari pernyataannya, dia tidak merasa gagal. Persepsinya kalau klub ini turun ke Liga 3 saja dia mengaku gagal," kata Marwan.

Padahal, kata Marwan, yang namanya berlaga di Liga 2 menjadi acuan lolos atau tidaknya dirinya promosi ke Liga 1, itu dianggap gagal.

"Karena klub yang berlaga di Liga 2 atau kasta kedua dianggap berprestasi jika dipromosikan ke Liga 1,tegasnya.