Sumsel24.com. - Pencapaian realisasi sementara defisit APBN 2021 turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 6,14 persen dari PDBmencapai 4,65 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau Rp783,7 triliun. Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan. Konferensi Pers Realisasi APBN 2021, Senin 3 Januari 2022.
.
“Poin kami defisit sekarang di bawah 5 persen, yaitu 4,65 persen dari PDB. Jauh lebih kecil dari anggaran negara. Dibandingkan defisit tahun lalu sebesar 6,14 persen dari PDB, konsolidasi fiskal ini sudah sangat dalam, cukup solid. Ini menggambarkan bahwa kita bisa menjaganya dengan baik," kata Menkeu seperti di kutip dari kemenkeu.go.id.
pada Realisasi defisit tersebut lebih kecil Rp222,7 triliun dari target APBN 2021 sebesar 5,7 persen dari PDB atau Rp1.006,4 triliun. Menkeu mengungkapkan, realisasi ini juga jauh lebih banyak dari perkiraan yang disampaikan November lalu yang diperkirakan 5,1 persen hingga 5,4 persen.
Baca Juga: Persebaya Surabaya Sikat Bali United 3-1
"Jadi Desember saja operasi APBN sangat besar. Penerimaan negara kita melonjak sangat tinggi dan ini luar biasa," kata Menkeu.
Dengan kondisi defisit yang semakin menurun, Menkeu mengatakan pemerintah telah menghentikan penerbitan utang negara dalam negeri sejak November lalu karena realisasi pembiayaan jauh lebih kecil dari target Rp. 1.006,4 triliun, yaitu Rp. 886,6 triliun. Pembiayaan anggaran yang lebih efisien pada tahun 2021 dapat menjadi modal positif bagi transisi menuju konsolidasi fiskal pada tahun 2023.
Dampak dari defisit yang lebih rendah dan pembiayaan anggaran yang lebih efisien, sisa pembiayaan anggaran (SiLPA) pada tahun 2021 lebih banyak sebesar Rp 84,9 triliun, turun sangat signifikan dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 245,6 triliun.
“Realisasi sementara APBN 2021 menggambarkan positif luar biasa dibandingkan APBN (target) dan dibandingkan 2020. Tahun luar biasa sangat sulit karena pandemi masih berlangsung, tetapi kita sudah mulai menunjukkan pemulihan. Jika dibandingkan dengan sebelumnya. pandemi yaitu 2019, kita berusaha membuat APBN bekerja sangat keras, tetapi kita mulai bisa menjaga stabilitas, kesinambungan, dan kesehatan APBN,” kata Menkeu.
Baca Juga: Kabar Gembira! Pendaftaran Prakerja 2022 Resmi Dibuka, Ini Syaratnya
APBN menjadi instrumen melawan penyebaran yang bekerja keras mengendalikan penyebaran Covid-19, melindungi masyarakat rentan, dan mendorong keberlangsungan dunia usaha. Defisit dan pembiayaan yang lebih rendah dari target APBN 2021 menunjukkan bahwa APBN semakin membaik, namun tetap fokus membantu rakyat, menangani Covid-19, dan memulihkan perekonomian.
Artikel Terkait
Kenapa Pemerintah Melarang Ekspor Batubara, Padahal Akan Mengurangi Penerimaan Devisa hasil ekspor ?
CA alias Cassandra Angelie Tersangka Prostitusi Tak Ditahan Polisi
Pemerintah Harus Antisipasi Kenaikan Harga Bahan Pokok Diawal Tahun 2022
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Menilai Sikap Pemerintah Tegur Kepada Amphuri Dinilai Sudah Tepat
Walikota Bekasi Dikabarkan Terjaring OTT KPK