Sumsel24.com - Sebagai pengusaha yang sukses Kiai Masagus Haji Abdul Hamid bin Mahmud alias Kiai Marogan mendirikan masjid di pertemuan antara Sungai Musi dan Sungal Ogan yang dibangun kira-kira tahun 1871 M.
Dari segi arsitektur bangunan masjid ini sama dengan Masjid Agung Palembang, Masjid ini bernama Masjid Jami' Kiai Haji Abdul Hamid bin Mahmud.
Akan tetapi masjid ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan Masjid Kiai Muara Ogan yakni masjid yang didirikan oleh Kiai yang bertempat tinggal di tepi Sungai Musi di Muara Sungai Ogan.
Lama kelamaan penyebutan Muara Ogan berubah menjadi Marogan atau Merogan sehingga nama Masagus Haji Abdul Hamid sering dipanggil Kiai Masagus Haji atau Kiai Marogan dan masjidnya populer dengan sebutan Masjid Muara Ogan.
Nama Kiai Muara Ogan atau Ki Marogan sekarang ini juga diabadikan sebagai nama jalan, mulai dari simpang empat Jembatan Musi II Kemang Agung sampai dengan simpang 4 Jembatan Kertapati 1 Ulu Palembang.
Pada mulanya masjid ini digunakan sebagai tempat sholat dan belajar mengaji serta belajar agama bagi para keluarga dan masyarakat sekitar kampung Karang Berahi Kertapati.
Karena sebagai ulama Masagus Haji Abdul Hamid mempunyai banyak murid, salah satu muridnya sekaligus teman dekatnya yaitu Kiai Kemas Haji Abdurrahmar Delamat (Kiai Delamat yang mendirikan masjid Al-Mahmudiyah Suro 32 Ilir Palembang).
Kemudian masjid yang semula milik pribadi Kiai Muara Ogan ini diwakafkan bersama dengan Masjid Lawang Kidul 5 Ilir Palembang pada tanggal 6 Syawal 1310 H (23 April 1893 M).
Artikel Terkait
Peletakan Batu Pertama Masjid Athoybah oleh Kms Idham Murni
M Nasir Wujudkan Pembangunan Masjid Al Hijrah Banyuasin Dengan Dana Pokok Pikiran
Yayasan Baitul Mal BRI Serahkan Bantuan ATM Beras Ke Masjid Arrohmah Lubuklinggau
Kunjungi Palembang Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat, Arya Sandhiyudha Ziarah ke Makam Kiai Muara Ogan
Sejarah Singkat Kiai Muara Ogan, Anak Yatim yang menjadi Saudagar dan menyebarkan Islam di Palembang