Rodi Wijaya-Yopi Karim Calon Walikota Lubuklinggau? Pengamat : Keduanya Punya Modal Politik yang Baik

- Sabtu, 28 Januari 2023 | 17:48 WIB
Rodi Wijaya dan Yopi Karim disebat memeiliki Modal politik yang kebih baik (jamil)
Rodi Wijaya dan Yopi Karim disebat memeiliki Modal politik yang kebih baik (jamil)



Sumsel24.com - Meski Pemilihan Kepala daerah Masi 1 tahun 9 bulan Namun hasrat berkuasa politikus di daerah mulai bergairah, kalkulasi dan terawangan politik mulai bertebaran dimsyarakat.

Padahal untuk menjadi kontestan pemilu kepala dearah (Pilkada) ditentukan dari hasil perolehan kursi di pemilu Legislatif termasuk di Kota Lubuklinggau.

Masuki tahun 2023 mesin partai politik mulai dihidupkan, mendekatin Pemilu Legislatif menyongsong Pilkada serentah ditahun 2024.

Dua nama calon kandidat, Rodi Wijaya dan Rachmat Hidayat (Yopi Karim) senter dibahas oleh masyarakat Kota Lubuklinggau hingga menjadi trending obrolan warung warung kopi.

Baca Juga: Komisi Informasi Provinsi Sumsel, Bentuk Pokja Untuk Mengukur Keterbukaan Informasi di Sumsel

Bagaimana melihat kedua tokoh muda ini untuk suksesi kepemimpinan di Lubuklinggau Pasca Walikota SN Prana Putra Sohe menurut pengamat Politik Eka Rahman.

Bagaimana pula pengaruh atau hubungan koalisi partai ditingkat pusat dengan koalisi partai ditingkat daerah menghadapi Pilkada 2024 mendatang?

Menurut Eka Rahman pengalaman beberapa Pilpres dan Pilkada lalu, koalisi yang dibangun di tingkat nasional dalam kontestasi pemilu presiden tidak secara otomatis mem-format koalisi serupa di tingkat lokal dalam konteks pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Apalagi jadwal ke dua momentum kontestasi itu juga berbeda, pilpres akan di gelar pada 14 Februari 2024, sementara Pilkada serentak akan dilaksanakan pada 27 November 2024.

"Artinya masih ada waktu perubahan koalisi di tingkat nasional pada momentum pilpres dengan koalisi lokal dalam Pilkada," ujar Eka sapaan akrabnya

Baca Juga: Ditangkap Sehat, Pria Ogan Ilir Pulang Tewas Tak Wajar Tanpa Dikawal Polisi

Harus di ingat juga, bahwa perubahan dalam politik itu sangat liquid (cair), jeda waktu 9 bulan antara pilpres dan Pilkada sangat mungkin memunculkan banyak koalisi baru dalam Pilkada, yang berbasis pada koalisi dengan peta kekuatan lokal.

"Artinya, koalisi yang ada di tingkat nasional saat ini yaitu koalisi perubahan antara Nasdem, Partai Demokrat dan PKS, lalu koalisi kebangsaan antara Golkar, PAN, PPP, serta koalisi Gerindra dan PKB yang berbasis koalisi kepentingan pilpres.

Pada Pilkada kali ini bisa jadi koalisinya berubah format sesuai kepentingan lokal (tiap daerah).

Saat ditanya dalam Pilkada Kota Lubuklinggau mendatang mungkinkah Partai Golkar dan Partai Nasdem berkoalisi?

Halaman:

Editor: Muhamad F

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X